سُبْحَانَ اللهِ , اَلْحَمْدُ لِلهِ , اَللهُ أَكْبَرُ “Maha Suci Allah, Segala puji hanya milik Allah, Allah Mahabesar.” Bacaan tasbih, tahmid dan takbir tersebut bisa…
Usaid bin Hudhair al-Anshari
Mengenang kehidupan Rasulullah dan perkembangan Islam yang pesat, tak akan mungkin dapat dipisahkan dari peran orang-orang Anshar sebagai penduduk asli. Mereka semua berkorban dengan jiwa dan raga untuk membesarkan agama ini. Termasuk dalam rombongan para penolong tersebut ialah Usaid bin Hudhair bin Simak al-Anshari, dari bani Abdul Asyhal.
Usaid bin Hudhair, mewarisi darah pemimpin Anshar
Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Pepatah itu tak salah. Sebab, dalam diri Usaid bin Hudhair mengalir darah Hudhair bin Simak yang menjadi salah satu panglima kabilah Aus yang disegani. Ketika Islam datang ke Madinah melalui dakwah sahabat Mush’ab bin ‘Umair, maka Usaid bin Hudhair pun langsung memeluknya tanpa ragu. Dirinya melihat agama Islam sangat cocok dengan akal sehat dan budi pekerti yang baik. Lebih penting lagi, ia yakin bahwa semua itu datang dari sisi Allah.
Menjadilah Usaid bin Hudhair orang-orang pertama yang ikut menyebarkan Islam di Madinah. Termasuk buah dari dakwahnya bersama Mush’ab bin ‘Umair ialah keislaman Sa’d bin Mu’adz yang juga menjadi tokoh bani Abdul Asyhal. Dan melalui keislaman Sa’d bin Mu’adz itulah hampir seluruh kabilah Aus ikut masuk Islam. Allahu Akbar…!!!
Berjihad bersama Rasulullah
Sebelum kedatangan Rasulullah di Madinah, Usaid bin Hudhair mendatangi Rasul pada musim haji di ‘Aqabah. Di sana beliau bersama wakil dari kabilah-kabilah Madinah mengikat janji setia menjalankan agama Islam dan melindungi Rasulullah.
Setibanya Rasul di Madinah, janji yang dahulu pernah disampaikan oleh para wakil kaum itu dibuktikan. Sayang sekali, Usaid tak ikut serta dalam peperangan Badar, karena gambaran akan terjadi peperangan besar saat itu sama sekali tak terbayang.
Namun tak bisa berjihad di Badar, pada akhirnya Usaid menebusnya dengan ikut serta pada pertempuran Uhud. Sejarah telah mencatat, bahwa Usaid bin Hudhair termasuk tentara muslim yang gigih berjuang di barisan. Bahkan, walau tubuhnya harus mendapatkan tujuh luka yang terus mengalirkan darah, Usaid tetap berdiri tegak melindungi Rasulullah saat banyak para sahabat mundur.
Setelah itu, tak pernah sama sekali Usaid absen dalam setiap pertempuran.
Usaid di mata Khalifah Umar dan para sahabat
Aisyah berkata, “Tiga orang dari Anshar, tidak ada orang yang melebihi kemuliaan mereka, semuanya dari bani Abdul Asyhal; Sa’d bin Mu’adz, Usaid bin Hudhair, dan ‘Abbad bin Bisyr.” Demikian pula Abu Hurairah memuji Usaid bin Hudhair.
Bahkan saat beliau wafat pada tahun 20 H, Khalifah Umar sendiri yang memanggul jenazahnya hingga turun ke pemakaman. Semoga Allah meridhai mereka semua dan mengampuni kita.
Untuk orang tua dan pendidik:
- Jelaskan kepada anak, bahwa kemuliaan akan didapat sebanding dengan pengorbanan.
- Pupuklah kecintaan anak terhadap orang-orang shalih, apalagi terhadap para sahabat. Semoga dengan kecintaan yang tulus akan lahir keteladanan dan amal shalih.
[1] Disarikan dari al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah 1/83, kar. al-Hafizh Ibnu Hajar dan al-Isti’ab 1/30, kar. al-Hafizh Ibnu Abdil Barr.