Apakah Mandi Besar Mempunyai Tata Cara Tertentu?

Soal:

Assalamu’alaikum. Saya mendengar keterangan bahwa mandi besar ada tata caranya tertentu, apakah itu benar? Bagaimana caranya? Jika tidak mengikuti cara tersebut, apakah sah?

(Abdullah, +62813309XXXXXX)

 

Jawab:

Oleh: Ust. Ahmad Sabiq Abu Yusuf Lc.

Wa’alaikumussalam warahmatullah. Benar, mandi besar ada tata cara tertentu yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam. Dan itu dijelaskan kedua istri beliau dalam hadits berikut:

  1. Hadits Aisyah Radhiallahu ‘anha:

Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam apabila mandi junub, beliau memulai membasuh kedua telapak tanganya, kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, kemudian beliau memasukan jari jemarinya ke dalam air, lalu digunakan untuk menyela-nyela pangkal rambutnya, kemudian beliau menyiram kepalanya tiga kali siraman dengan kedua telapak tanganya, kemudian mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya.” (HR. al-Bukhari: 248 dan Muslim: 316)

  1. Hadits Maimunah Radhiallahu ‘anha:

Dari Maimunah binti Harits berkata, “Saya meletakkan buat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam air untuk mandi dan saya menutupinya, maka beliau menuangkan air di atas telapak tanganya lalu mencucinya sekali atau dua kali, kemudian beliau menuangkan (air) dengan tangan kananya di atas tangan kirinya, lalu mencuci kemaluannya, kemudian menggosokkan tanganya ke tanah atau ke tembok, kemudian berkumur-kumur, dan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) dan membasuh wajahnya, kedua tanganya, dan membasuh kepalanya, kemudian menyiram air ke seluruh tubuhnya, kemudian beliau bergeser sedikit, lalu membasuh kedua kakinya. Kemudian saya memberikan kain, lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya demikian (menolak), dan beliau tidak menginginkannya namun beliau mengibaskan dengan tangannya.” (HR. al-Bukhari: 266 dan Muslim: 317)

Dari penjelasan dua hadits ini dan juga beberapa hadits yang lainya, maka kita bisa menyimpulkan tata cara mandi besar adalah sebagai berikut:

  1. Niat mandi untuk menghilangkan hadats besar. Karena semua perbuatan tergantung niatnya. (HR. al-Bukhari: 1, Muslim: 1907)
  2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam bak mandi, berdasarkan dua hadits di atas.
  3. Membasuh kemaluan dan membersihkannya dengan tangan kiri, berdasarkan hadits Maimunah di atas. Bukan dengan tangan kanan.
  4. Membasuh telapak tangan dan membersihkannya dengan sabun atau yang lainya, seperti tanah.
  5. Berwudhu dengan sempurna seperti wudhu ketika hendak shalat, sebagaimana dijelaskan dalam dua hadits di atas. Adapun membasuh kaki, maka bisa langsung saat berwudhu atau di akhir mandi, meskipun yang terbaik dilihat, jika tempatnya bersih maka langsung dibasuh, namun jika tempatnya kotor atau becek maka diakhirkan.
  6. Menyela-nyelakan jari yang dibasahi dengan air ke pangkal rambut sampai terasa basah dan kulit kepala terasa dingin.
  7. Mengguyur kepala sebanyak tiga kali.
  8. Mengguyur seluruh tubuh dengan air dan mendahulukan bagian badan sebelah kanan kemudian bagian kiri. (HR. al-Bukhari: 168 dan Muslim: 268)

Namun, jika mandi besar tanpa mengikuti tata cara di atas, maka mandinya tetap sah apabila terpenuhi rukun mandi. Dan rukun mandi adalah:

  1. Niat menghilangkan hadats atau niat mandi besar.
  2. Mengguyurkan air ke seluruh tubuh.

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.