Kisah Asal Mula Adzan

Kisah Asal Mula Adzan

Oleh: Tim TARJIM

Assalamu’alaikum. Sobat TARJIM yang shalih dan cakep, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan rezekinya kepada kita semua hingga bertemu dengan-Nya. Amin. Pada edisi yang lalu kakak punya janji sama kalian, masih ingat? … Benar, kakak berjanji pada edisi ini akan menyampaikan lafazh adzan kepada sobat. Bismillah, kakak sampaikan lewat cerita saja. Sobat sudah siap? Ayo!

Shahabat Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih a\ berkisah: “Ketika Rasulullah memerintahkan menggunakan kentongan untuk mengumpulkan manusia agar shalat, aku bermimpi ada seorang yang mengelilingiku dan ia membawa kentongan di tangannya. Aku bertanya kepadanya: “Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual kentongan tersebut?” Ia menjawab: “Apa yang akan engkau lakukan dengannya?” Aku berkata: “Dengannya kami akan memanggil manusia untuk shalat.” Ia berkata: “Apakah engkau mau aku tunjukkan yang lebih baik darinya?” Aku menjawab: “Tentu.” Ia berkata: “Engkau ucapkan:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ [X2]

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ [X2]

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ [X2]

 حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ [X2]

 حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ [X2]

 اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

Kemudian tak lama setelah itu ia berkata: “Dan engkau ucapkan ketika hendak mendirikan shalat:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

 أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

 حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ

 حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ

 قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ

 اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

 لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

Ketika pagi aku pun mendatangi Rasulullah lalu kuceritakan mimpiku kepada beliau. Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya mimpi tersebut adalah benar insya Allah. Berdirilah bersama Bilal, lalu ajarilah ia apa yang kaulihat dalam mimpimu, dan hendaknya Bilal yang mengumandangkan adzan, karena ia lebih nyaring suaranya daripada engkau.” Kemudian aku berdiri bersama Bilal dan aku ajarkan tata cara adzan dan iqamah, ia pun mengumandangkannya.

Ternyata Umar bin al-Khaththab mendengarnya sedangkan ia di rumah, lalu ia keluar sambil menyeret pakaian luarnya dan ia berkata kepada Rasulullah: “Demi Zat yang mengutusmu dengan benar, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku bermimpi seperti mimpinya (Abdullah bin Zaid).” Rasulullah bersabda: “Segala puji hanya milik Allah.”

Untuk orang tua dan pendidik:

  1. Ingatkanlah dan didiklah anak agar disiplin dalam waktu: waktu shalat, belajar, bermain dsb. Serta perhatikanlah kegiatan anak, agar anak teringat waktu-waktu kegiatannya sehari-hari.
  2. Ajarkanlah anak agar memperhatikan adab-adab seputar adzan dan mendengarnya, seperti menjawab seruan adzan dan iqamah, bersegera menuju masjid, dan semisalnya.
  3. Kisah di atas diriwayatkan oleh Abu Dawud (499), at-Tirmidzi (189), Ibnu Majah (706). Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.