KETURUNAN SHALIH UNTUK ORANG TUA YANG SHALIH

 

KETURUNAN SHALIH UNTUK ORANG TUA YANG SHALIH

Oleh: Usth. GustiniRamadhani 

Hidup di zaman yang katanya milenial, canggih dan modern seperti sekarang ini, seakan-akan kita telah kehilangan sosok teladan.Namun bila berbicara tentang siapa yang patut kita jadikan teladan, tentu kita akan langsung teringat para salafus-shalih. Karena mereka adalah teladan yang sejati dan tak akan ada yang dapat menyaingi mereka sampai akhir zaman.

Mereka juga manusia,akan tetapi perbedaan kita dengan mereka ialah mereka generasi yang terdidik dalam mengagungkan dan mengutamakan kebenaran, apalagi yang berhubungan dengan iman dan keyakinan tentang kemahasempurnaan nama-nama dan sifat-sifat Allah q\.Bahkan mereka meyakini ini semua lebih berharga daripada segala yang paling mereka cintai di dunia, termasuk harta benda maupun anggota keluarga.

Sekitar tahun 99-100 H di Madinah, ada seorangfaqih(ulama) yang sangat terkenal bernama Kharijah bin Zaid v\.Beliau sumber rujukan bagi penduduk Madinah dan selainnya dalam ilmu.Beliau merupakan satu dari Tujuh Ulama Madinah (al-Fuqaha’ as-Sab’ah) sekaligus imam negeri tersebut.  Namanya disejajarkan dengan nama-nama besar semisal Sa’id bin Musayyib, Urwah bin Zubair, dan lainnya. Siapakah ia sebenarnya??? Lahir dari bibit manakah ia sehingga menjadi sosok yang luar biasa? Alumni dari sekolah manakah sehingga menghasilkan seorang yang begitu mumpuni dalam ilmu dan adab??

Terlahir dari keluarga mulia

Sebelum itu, ada baiknya kita mengenal dulu siapa ayah bundanya.Ayahnya adalah Zaid bin Tsabit, seorang imam besar, syaikh para pembaca al-Qur’an, pakar ilmu Fara’idh, penulis wahyu, termasuk sahabat Rasulullah n\ yang istimewa dan cerdas.

Sementara ibundanya,Jamilah,adalahputri Sa’d bin Rabi’, satu dari sekian orang yang dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah n\. Nabibersabda mengenai Sa’da\,“Semoga Allah menyayanginya.Ia taat kepada Allah dan Rasul-Nya ketika hidup dan matinya.”

Betapa tidak?!Mulai dari mengecap manisnya iman sampai ia diwafatkan, hidup Sa’d benar-benar ia limpahkan hanya untuk Islam. Ialah seorang pemimpin pada Bai’at ‘Aqabah.Orang yang sangat berpengaruh dan berwibawa diantara kaumnya.Sa’d berkata, “Haram bagi laki-laki dan perempuan di antara kalian berbicara kepadaku sampai ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya!”

Tidak sampai sore hari, seluruh kaumnya beriman, kecuali Ushairim, ia beriman saat tiba perang Uhud.Ushairim belumpernah sujud, namun ia syahid di jalan Allah dalam perang tersebut.

Sa’d bin Rabi’ gugur di Uhud sebagai pahlawan.Sementara dia meninggalkan istri yang sedang mengandung anaknya.Istrinya melahirkan beberapa bulan setelah Sa’d bin Rabi’ gugur.Seorang putri cantik yang dinamaiJamilah.Tumbuh sebagai anak yatim,namun ia tetap mendapat pendidikan dari sosok ayah angkat yang luar biasa, sehingga dapat menyerap akhlak mulia darinya. Ialah Abu Bakr ash-Shiddiq a\.Sosok yang paling dicintai oleh Nabin\, serta manusia terbaik setelah para Rasul.

Jamilah binti Sa’dyang terkenal akan sifat-sifat yang mulia dan kefasihan kataini  akhirnya dipersunting oleh Zaid bin Tsabit a\. Menjadi istri Zaid bin Tsabit yang dekat dengan al-Qur’an memberi pengaruh positif kepada Jamilah binti Sa’d. Dia berhasil menyerap ilmu yang banyak sehingga menjadikannya sebagai pemuka para ‘Alimah dan Faqihah dari kalangan Anshar.Ia merupakan orang yang sangat mencintai al-Qur’an, sangat tertarik dengan maknanya yang agung. Ia juga banyak mengetahui sebab turunnya ayat al-Qur’an.

Buah dari pernikahan yang penuh berkah ini melahirkan anak-anak yang cerdas.Terlebih mereka dididik oleh seorang ibu yang istimewa dalam tarbiyah.Sehingga mereka mampu mengukir sejarah dengan berbagai karya cemerlang. Sebagaimana yang terjadi pada Kharijah bin Zaid.Iaberhasil menjadi seorang zuhud dan alim pada zamannya, sehingga ia mendapat banyak pujian dari para ulama, diantara perkataan mereka:

Ahmad bin Abdillah al-’Ijli berkata, “Kharijah bin Zaid adalah seorang tabi’in dari Madinah yang tsiqah (terpercaya).”

Ubaidullah bin Umar berkata, “Yang meneruskan ilmu fikih setelah wafatnya para sahabat Rasulullah di Madinah adalah Kharijah bin Zaid bin Tsabit, Sa’id bin al-Musayyib, ‘Urwah bin az-Zubair, al-Qasim bin Muhammad, Qabishah bin Dzu’aib, Abdul Malik bin Marwan, dan Sulaiman bin Yasar maula Maimunah.”

Ibnu Sa’d berkata, “Beliau seorang yang terpercaya dan memiliki banyak riwayat hadits.”

Ibnu Khirasy berkata, “Kharijah bin Zaid adalah orang paling mulia dari semua orang yang bernama Kharijah.”

Mush’ab bin az-Zubairi berkata, “Kharijah dan Thalhah bin Abdillah bin ‘Auf pernah membagi harta waris dan menuliskan perjanjian-perjanjian, dan orang-orang pun merujuk kepada pendapat keduanya.”

Abu az-Zinad berkata, “Beliau salah seorang dari al-Fuqaha’ as-Sab’ah.”

Inilah buah dari keshalihan orang tua yang menghasilkan buah manis yang tidak hanya dirasakan dan memberikan manfaat untuk mereka saja, akan tetapi juga bagi umat, karena ilmu yang disampaikannya menjadi berkah bagi manusia dibumi sampai akhir zaman.

Tak ada yang paling berharga bagi seorang mukmin didunia ini selain diberikan keturunan yang shalih. (Lihat: QS. ath-Thur:21)

Benar kata pepatah, “Buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya,” saat menggambarkan seorang anak yang sama rupa dan perbuatannya dengan orang tuanya. Maka mulailah dari sekarang untuk perbaiki diri dengan iman dan ketakwaan, karena dari sanalah semua bermula.Tak cukup hanya memperhatikan siapa pasangan kita, tapi diri kitalah yang paling utama diperbaiki terlebih dahulu.Laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik.Sebaliknya, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik.Sehingga dengan itu tujuan kita akan tercapai, yaitu mendapatkan keturunan yang shalih,meneladani kisah salafushshalihdiatas.Dengan itu kita tak hanya mewariskan harta,akan tetapi juga mewariskan ilmu dan keimanan.Wallahu Waliyyut-taufiq…

Sumber:

  • Siyar A’lam an-Nubala’
  • Ar-Rahiq al-Makhtum
  • 70 Tokoh Wanita dalam Kehidupan Rasulullah n\

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.