Fadhilah Dan Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Fadhilah dan Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib 
Oleh: Abi Usamah

Pada edisi yang telah berlalu telah kita ketahui bersama tentang keutamaan atau fadhilah shalat fardhu yang amat banyak.Yang menjadikan kita seharusnya lebih perhatian dengannya.Maka, selain keutamaan yang dimiliki oleh shalat fardhu, ternyata Allah ﷻ pun melengkapi fadhilah dalam shalat-shalatsunnahpengiring shalat fardhu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan shalat sunnah rawatib.

Nah, berikut ini sedikit penjelasan tentang tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat fardhu agar membuahkan pahala yang maksimal. Selamat mengikuti.

FADHILAH SHALAT SUNNAH RAWATIB SECARA UMUM

Fadhilah dan keutamaan yang terkandung dalam shalat sunnah rawatib secara garis besar dibagi menjadi dua bagian; keutamaan secara umum dan keutamaan secara khusus. Maka keutamaan secara umum shalat sunnah rawatib ialah sebagai berikut:

  1. Dari Ummu Habibah s\, istri Nabi ﷺ, bahwa beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّىلِلهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

Tidaklah ada seorang hamba muslim pun yang shalat karena Allah ﷻ setiap hari sebanyak dua belas rakaat, shalat sunnah, selain shalat wajib, kecuali Allah ﷻ akan bangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim: 1729)

Maksud dari jumlah 12 rakaat di sini, bahwa shalat sunnah rawatib sebelum shalat Zhuhur sebanyak empat rakaat. Penafsiran ini datang dalam hadits riwayat at-Tirmidzi (no. 415) dan an-Nasa’i (3/262).

  1. Dari Abdullah bin Umar d\, beliau berkata,

حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لاَ يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِيهَا.حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ

Aku menghafal dari Rasulullah sepuluh rakaat; dua rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah shalat Maghrib di rumah beliau, dua rakaat setelah Isya’ di rumah beliau, dan dua rakaat sebelum Shubuh yang pada saat itu bukanlah waktu Rasulullah ﷺ dapat ditemui.Dan Hafshah (binti Umar s\) telah menceritakan padaku, bahwa jika muadzin telah mengumandangkan adzan dan fajar pun telah terbit, beliau ﷺ shalat dua rakaat.” (HR. al-Bukhari: 1180, 1181)

Dalam hadits Ummu Habibah s\ di atas adalah perkataan Nabi ﷺ, sedangkan hadits Ibnu Umar d\ di bawahnya adalah praktik dari Nabi ﷺ yang sudah dihafal oleh para sahabat. Maka dari itu kedudukan sunnah rawatib ini menjadi sangat kuatkesunahannya.

FADHILAH SHALAT SUNNAH RAWATIB SECARA KHUSUS

Adapun fadhilah shalat sunnah rawatib secara khusus, ialah:

  1. Shalat sunnah rawatib sebelum Shubuh (shalat sunnah fajar).

Telah shahih keutamaan shalat sunnah fajar ini secara khusus kepada kita. Bahkan, sebagian ulama mengatakan hukumnya adalah wajib, karena Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan mukim maupun safar.

Rasulullah ﷺ pun saat beliau terlambat bangun untuk shalat Shubuh dalam sebuah perjalanan, maka tetap mengerjakan shalat sunnah fajar ini sebelum mengerjakan shalat Shubuh. (Shahih Sunan an-Nasa’i no. 605, 1/133)

Dari Aisyah s\, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,

« رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » أَنَّهُ قَالَ فِى شَأْنِ الرَّكْعَتَيْنِ عِنْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ « لَهُمَا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا ».

“Dua rakaat fajar adalah lebih baik dari dunia dan seisinya.”Dari Aisyah pula, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda tentang keutamaan dua rakaat saat terbitnya fajar, “Sungguh, keduanya benar-benar lebih aku sukai dari dunia semuanya.” (HR. Muslim: 1721, 1722)

Shalat sunnah fajar ini dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dengan cara meringankan bacaan. Biasanya beliau membaca suratal-Kafirun dan al-Ikhlash. (HR. Muslim)

  1. Shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah Zhuhur.

Menurut dua riwayat yang datang dari Ummu Habibah s\ dan Ibnu Umar d\ di atas, kita ketahui bahwa jumlah rakaat shalat sunnah rawatib Zhuhur ada dua versi; dua rakaat dan empat rakaat (yang dikerjakan dua rakaat, dua rakaat[1]).

Adapun keutamaannya secara khusus, maka Ummu Habibah s\ mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَاحَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ

“Barangsiapa yang selalu menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah akan haramkanneraka baginya.” (HR. at-Tirmidzi: 428, dishahihkan oleh al-Albani)

Jika ada seseorang yang tertinggal dari pelaksanaan shalat sunnah rawatib empat rakaat sebelum Zhuhur, maka dapat menggantinya empat rakaat setelah shalat Zhuhur, sebagaimana disebutkan oleh Aisyah s\. (HR. at-Tirmidzi: 1158, dishahihkan oleh al-Albani)

Adapun bila ada yang tertinggal (karena kesibukan yang sangat) sehingga tidak bisa melaksanakan dua rakaat shalat ba’diyyah Zhuhur, maka dapat diganti pada saat selesai mengerjakan shalat ‘Ashar.Hal ini sebagaimana hadits Ibnu Abbas d\, yang mengirim utusan untuk bertanya kepada Ummu Salamah s\ tentang hal itu. Lantas Ummu Salamah menjelaskan bahwa Nabi ﷺ dahulu pernah dibuat sibuk oleh tamu yang datang setelah masuk Islam, maka beliau tidak bisa melaksanakan shalat sunnah rawatib ba’da Zhuhur. Akhirnya, beliau menggantinya setelah shalat ‘Ashar. (HR. al-Bukhari: 1233, 4370, Muslim: 834)

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi taufik oleh Allah ﷻ untuk dapat mengamalkan shalat sunnah rawatib ini. Mengingat pahala yang dijanjikan amat besar.Wallahu a’lam.


Sumber:

  • Bughyah al-Mutathawwi’ fi Shalat at-Tathawwu’, Syaikh Muhammad Umar Salim Bazmul hal. 21 dan setelahnya.

[1] Dan tata cara ini adalah pilihan Imam asy-Syafi’i serta Imam Ahmad, sebagaimana disebutkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunan beliau 2/289-290)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.