Mencari Berkah di Syam dan Yaman Ketika Akhir Zaman

Oleh: Abu Usamah

 

Termasuk hikmah yang dimiliki oleh Allah, bahwa Dia Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan sesuatu lebih mulia daripada yang lain. Mulai dari para Malaikat yang selalu tunduk, para Nabi Allah yang diutus oleh-Nya, sampai kepada makhluk yang tak bernyawa semisal pepohonan dan air, Allah telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain untuk menguji keimanan manusia terhadap putusan yang telah Allah tetapkan.

Mengenai tanah tempat kita berpijak pun Allah juga memperlakukannya sama; Dia Subhanahu wa Ta’ala melebihkan tanah yang satu dari tanah yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihkan sebagian tempat dengan keberkahan yang tidak didapatkan pada tempat yang lain. Namun demikian, permasalahan mendapatkan berkah ataupun tidak, semuanya kembali menjadi hak khusus Allah. Tidak boleh seorang pun yang mengklaim tentang keberkahan sesuatu tanpa ada keterangan yang jelas dari-Nya. Dan di antara yang Allah terangkan sendiri dalam al-Qur’an maupun melalui lisan Rasul-Nya, bahwa tanah-tanah yang diberkahi selain Makkah dan Madinah ialah negeri Syam dan Yaman yang baru-baru ini telah diuji dengan sebab ulah kaum Syi’ah Rafidhah dan sekutunya.

Karena itulah pada kesempatan kali ini kita akan coba menelusuri tentang keberkahan dua negeri tersebut. Selamat menyimak.

 

Negeri Syam dan Masjidil Aqsha

Selain keberkahan Masjidil Aqsha sebagai kiblat pertama kaum muslimin dan keutamaan shalat di dalamnya, ternyata wilayah Syam sendiri juga memiliki keistimewaan di sisi Allah.

Saat ini wilayah Syam adalah sebutan bagi daerah yang ditempati oleh lima negara di Timur Tengah; Palestina, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Negeri Syam telah disebutkan keberkahannya oleh Allah sendiri dalam beberapa ayat al-Qur’an. Salah satunya adalah ayat ke-71 dari QS. al-Anbiya’:

Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.

Selain itu Allah juga menyebutkan perjalanan hijrah bani Isra’il dari tanah Mesir ke negeri Syam, bahwa negeri tempat tujuan mereka merupakan tanah yang diberkahi.

Ahli tafsir menyebutkan, bahwa ayat-ayat yang berbicara tentang keberkahan tanah Syam, maksudnya ialah keberkahan duniawi, yaitu dengan melimpahnya makanan pokok, buah-buahan, sungai-sungai, kesuburan dan luasnya rezeki.

Ada juga ulama yang menerangkan, bahwa maksudnya adalah keberkahan secara rohani (agama). Karena negeri adalah tempat tinggal para Nabi serta tempat turunnya Malaikat dan wahyu. Namun yang jelas, keberkahan yang dimaksud mencakup keberkahan masalah dunia dan agama, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam.[1]

Selain ayat-ayat di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam pernah mendoakan secara khusus mengenai kebaikan tanah Syam. Beliau Shallallahu ‘alaihi was salam mengatakan, “Ya Allah berkahilah bagi kami negeri Syam kami, berkahilah buat kami negeri Yaman kami…..” (HR. al-Bukhari 8/95, melalui at-Tabarruk)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam juga menyebutkan,

سَيَصِيرُ الأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونُوا جُنُودًا مُجَنَّدَةً جُنْدٌ بِالشَّامِ وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ ». قَالَ ابْنُ حَوَالَةَ خِرْ لِى يَا رَسُولَ اللهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ. فَقَالَ عَلَيْكَ بِالشَّامِ فَإِنَّهَا خِيَرَةُ اللهِ مِنْ أَرْضِهِ يَجْتَبِى إِلَيْهَا خِيَرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ فَأَمَّا إِنْ أَبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ فَإِنَّ اللهَ تَوَكَّلَ لِى بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ

“Suatu ketika ketetapan pasti akan berlaku hingga kalian menjadi tentara yang dimobilisasi; tentara di Syam, tentara di Yaman dan tentara di Irak.” Maka Ibnu Hawalah mengatakan, “Pilihkan untukku, wahai Rasulullah, jika aku menemuinya.” Maka Rasulullah mengatakan, “Pilihlah Syam, karena sesungguhnya dia adalah negeri pilihan Allah dari bumi-Nya. Namun jika kalian tidak mau, maka menetaplah di Yaman dan minumlah dari aliran-aliran air kalian (yang ditinggalkan oleh banjir). Karena Allah telah berjanji kepadaku, bahwa Dia akan menjaga Syam dan penduduknya.” (HR. Abu Dawud: 2485, Maktabah Syamilah)

 

Dan baru-baru ini keadaan bumi Syam kembali membara. Semoga Allah memberikan ketabahan bagi penduduknya dan keistiqamahan dalam membela al-haq. Semoga Allah menampakkan janjinya kepada kita semua dan kepada semua musuh-Nya. Amin..

 

Negeri Yaman

Negeri yang belakangan ini juga ikut bergolak karena ulah Syi’ah Rafidhah ternyata memiliki keistimewaan di sisi Allah. Dia Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahinya dan menjadikannya pilihan bagi hamba-Nya yang mukmin untuk tempat berlindung dari kejelekan, sebagaimana tertera pada hadits keutamaan negeri Syam di atas.

Para ulama menjelaskan tentang sebab keistimewaan negeri Yaman tersebut, bahwa karena cepatnya masyarakat Yaman menerima dakwah Islam. Dan hal itu terjadi karena hati mereka yang lembut dan sifat mereka yang santun. Inilah maksud dari hadits Rasulullah n\, “Akan datang kepada kalian penduduk Yaman, hati mereka sangat lembut dan lunak. Iman itu ada di Yaman dan hikmah juga ada di sana…” (HR. al-Bukhari 5/122, Muslim 1/71, melalui at-Tabarruk)

 

Catatan akhir

Sesungguhnya mencari barakah di Masjid al-Aqsha yang berada di Syam (atau Masjidil Haram di Makkah maupun Masjid Nabawi di Madinah), bukan berarti dengan cara mengusap-usap temboknya, mencium tiang-tiangnya atau membawa selalu tanah tempat bangunan masjid itu didirikan. Akan tetapi kita tetap harus mengikuti petunjuk Rasulullah n\. Dalam hal ini Rasulullah mencontohkan kepada kita, bahwa mencari berkah pada masjid-masjid yang disebutkan di atas bisa dengan menegakkan shalat di dalamnya, menunggu waktu datangnya shalat, beri’tikaf, atau dengan menghadiri majelis dzikir dan ilmu.

Demikian juga yang menginginkan tinggal di Makkah, Madinah atau Syam dengan niat supaya Allah melancarkan rezekinya atau supaya Allah menghindarkannya dari fitnah dan ujian (di akhir zaman), maka sesungguhnya dia telah benar. Adapun mencari berkah dengan cara mengambil tanah atau menyimpan batunya dan meyakini hal tersebut dapat menyembuhkan penyakit, misalnya, maka hakikatnya dia telah berbuat dosa.[2]

Mengenai keutamaan bertempat tinggal di negeri Syam maupun di negeri Yaman, maka para ulama menyebutkan, bahwa hal itu tidaklah bertentangan dengan keutamaan bermukim di Madinah. Karena sisi pengompromiannya, bahwa keutamaan tinggal di kota Madinah berlaku sepanjang zaman, sedangkan keutamaan bertempat tinggal di Syam dan Yaman berlaku ketika zaman mendekati akhirnya, sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam.[3] Wallahu a’lam.

[1] At-Tabarruk Anwa’uhu wa Ahkamuhu, DR. Nashir al-Judai’ (edisi terjemah) hal. 240 dan seterusnya.

[2] Keterangan Syaikh Shalih al-Munajjid dalam khotbah beliau di http://almunajjid.com/8121

[3] At-Tabarruk (edisi terjemah), hal. 245.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.