Menghadapi Si Kecil Yang Gagap

Menghadapi si Kecil yang Gagap 
Oleh: WidyastutiHusadaniS.Psi.

Sekitar 1% dari populasi dunia mengalami gagap saat berbicara.Pada masa pertumbuhannya, 5-10% dari anak-anak mengalami gagap selama periode tertentu. Ada yang berlangsung hanya beberapa minggu, ada pula yang bertahan hingga beberapa tahun. Kondisi ini sering terjadi pada anak usia 2 sampai 6 tahun, yaitu ketika mereka sedang dalam proses pembentukan keterampilan berbahasa.

Anak laki-laki mempunyai kecenderungan 2-3 kali lebih besar untuk mengalami gagap dibandingkan anak-anak perempuan. Sekitar 75% dari anak-anak yang mengalami gagap akan pulih dengan sendirinya, seiring dengan bertambahnya umur. Adapun 25% sisanya dapat terus mengalaminya di sepanjang hidup, khususnya bila gangguan bicara ini baru muncul ketika anak berusia 8-10 tahun.Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam berkomunikasi, sehingga berdampak terhadap kualitas hidup dan hubungan interpersonalnya.

DEFINISI

Gagap adalah gangguan bicara yang ditandai dengan pengulangan bunyi/suku kata/kata, memanjangkan bunyi, dan terputusnya ucapan (block).Seseorang yang gagap sebenarnya tahu apa yang hendak ia katakan, hanya saja ia mengalami kesulitan dalam berbicara secara lancar. Kegagapan dalam berbicara ini bisa jadi disertai gerakan tertentu seperti mata yang terus berkedip atau bibir yang tampak gemetar.

GEJALA AWAL

Gejala awal gagap cenderung muncul ketika anak berusia 18-24 bulan, bersamaan dengan terjadinya lonjakan kosakata pada anak. Di mana pada masa ini ia mulai berusaha untuk menggunakan banyak kata dalam membentuk kalimat. Bagi para orangtua, kondisi gagap ini bisa jadi menjengkelkan dan membuat frustrasi,padahal ini adalah sesuatu yang wajar.Karena itu penting bagi para orang tua untuk selalu ingat agar bersikap sesabar mungkin dalam menghadapi kondisi anak yang seperti ini.

Seorang anak bisa jadi mengalami gagap selama beberapa minggu atau beberapa bulan saja.Kemunculannyapun bisa jadi hanya sekali-kali. Kebanyakan anak yang mulai gagap sebelum usia 5 tahun akan kembali normal tanpa penanganan atau terapi apapun.

Adapun bila anak sering mengalami gagap, semakin parah dan disertai dengan gerakan-gerakan wajah atau tubuh, akan lebih baik bila orang tua memeriksakannya kepada seorang ahli terapi wicara pada usia sekitar 3 tahun.

MACAM-MACAM KONDISI GAGAP

Ada 3 macam kondisi gagap, yaitu:

  1. Gagapdevelopmental. Yaitu gagap yang terjadi sebagai akibat dari proses perkembangan anak dalam menguasai kemampuan bicara dan bahasa. Ini adalah tipe gagap yang paling sering terjadi dan dipengaruhi oleh faktor genetik.Menurut para ahli, gagap developmental ini terjadi ketika kemampuan bicara dan bahasa anak tidak sepadan dengan kemampuan lisannya. Masalah ini biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus.
  2. Gagapneurogenik. Yaitu gagap yang biasa muncul setelah terjadi cedera (misalnya akibat stroke, tumor, benturan kepala) atau penyakit (misalnya parkinson, meningitis) pada susunan syaraf pusat (yang terdiri dari otak dan tulang belakang).
  3. Gagappsikogenik. Yaitu gagap yang terjadi sebagai akibat adanya gangguan pada bagian otak yang mengatur proses berpikir dan penalaran. Ini adalah tipe gagap yang paling jarang terjadi. 

PENYEBAB GAGAP

Para ahli menyatakan, bahwa gagap terjadi karena sebab-sebab berikut:

  1. Faktor genetik. Sekitar 60% dari anak-anak yang gagap mempunyai keluarga dekat yang gagap juga.
  2. Gangguan bicara dan bahasa atau keterlambatan dalam perkembangan.
  3. Kelainan dalam proses bahasa di otak. Orang-orang yang gagap mengalami proses bahasa pada bagian-bagian otak yang berbeda, dan terdapat masalah dalam hal penyampaian perintah otak kepada otot atau bagian-bagian tubuh yang diperlukan dalam aktivitas bicara.
  4. Aktivitas yang tinggi atau meningkat. Anak-anak yang tergolong sangat aktif cenderung tergesa-gesa dalam berbicara.
  5. Berbicara sangat cepat. Bila anak biasa terlalu cepat dalam berbicara, hal ini menyebabkan pengucapannya terdengar kurang jelas. 

PENANGANAN MASALAH

Bila anak telah berusia 5 tahun dan masih mengalami gagap dalam berbicara, konsultasikanlah kepada dokter,juga kepada ahli terapi wicara bila memungkinkan. Orang tua perlu mempertimbangkan untuk berkonsultasi kepada ahli terapi wicara bila terdapat tanda-tanda sebagai berikut pada diri anak:

  • Semakin sering mengulang-ulang kata dan frase (gabungan kata).
  • Pengulangan bunyi dan suku kata mulai terjadi lebih sering dari sebelumnya.
  • Semakin sering memanjangkan kata.
  • Semakin sulit dan kaku dalam berbicara.
  • Terlihat adanya peningkatan ketegangan wajah atau kekakuan otot-otot wicara.
  • Terlihat adanya ketegangan suara yang menghasilkan naiknya nada bicara atau kerasnya suara saat berbicara.
  • Anak berusaha menghindar dari situasi yang membutuhkannya untuk berbicara.
  • Anak mengganti suatu kata karena takut gagap.
  • Anak mengalami gerakan-gerakan pada wajah atau tubuh ketika sedang berbicara secara gagap.
  • Orang tua memiliki kekhawatiran lain yang berkaitan dengan masalah bicara anak. 

PEDOMAN BERSIKAP BAGI PARA ORANG TUA

Bila putra/putri Anda mengalami gagap saat berbicara, perhatikanlah beberapa petunjuk di bawah ini dan berusahalah untuk menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari:

  • Jangan menuntut anak untuk selalu mengucapkan kata-kata secara tepat dan sempurna. Buatlah agar aktivitas berbicara menjadi sesuatu yang menyenangkan dan dapat ianikmati.
  • Gunakan waktu makan keluarga sebagai kesempatan untuk berbincang. Hindarkan dari hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti radio dan televisi.
  • Hindari ungkapan-ungkapan koreksi atau kritik seperti “pelan-pelan”, “tidak usah tergesa-gesa”, atau “tarik napas panjang”. Komentar-komentar semacam ini, meski maksudnya baik, hanya akan membuat anak semakin kurang percaya diri.
  • Hindarkan anak dari aktivitas bicara atau membaca dengan bersuara ketika ia sedang merasa tidak nyaman atau saat kondisi gagapnya memburuk. Dalam kondisi semacam ini, doronglah anak untuk melakukan aktivitas yang tidak menuntut banyak bicara.
  • Jangan memotong perkataan anak atau menyuruhnya mengulang dari awal.
  • Jangan menyuruh anak untuk berpikir sebelum bicara.
  • Ciptakan suasana yang tenang di rumah. Berusahalah agar seluruh keluarga bersikap lebih santai dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
  • Berbicaralah dengan perlahan dan jelas kepada siapapun ketika si kecil yang gagap sedang bersama Anda.
  • Jagalah kontak mata yang wajar dengan anak. Berusahalah untuk tidak memandang ke arah lain atau memperlihatkan tanda-tanda merasa kesal.
  • Biarkan anak berbicara untuk dirinya sendiri serta menyelesaikan kalimat dan pemikirannya. Berhentilah sejenak sebelum menanggapi pertanyaan atau komentarnya.
  • Berbicaralah secara perlahan kepada anak, dan hal ini membutuhkan latihan. Memberi contoh cara bicara yang perlahan dapat membantu terbentuknya kefasihan bicara pada anak.

BEBERAPA MITOS

Ada beberapa mitos yang berkembang di tengah masyarakat berkaitan dengan gagap yang dialami anak-anak maupun orang dewasa. Di antara mitos-mitos tersebut adalah:

  1. Gagap terjadi karena seseorang merasa gugup.Pada kenyataannya, seseorang yang gagap merasa gugup karena mereka gagap saat berbicara. Rasa gugup sendiri bukan penyebab gagap.
  2. Gagap terjadi karena orang tersebut pemalu dan kurang percaya diri. Anak-anak dan orang dewasa yang gagap sering nampak ragu untuk berbicara, namun sesungguhnya ini bukanlah sifat asli mereka. Begitu masalah gagap dapat teratasi, mereka mampu berbicara dengan tegas dan terus terang. Bahkan banyak di antara mereka yang berhasil dalam jabatan sebagai pemimpin yang membutuhkan kemampuan yang cukup baik dalam berbicara.
  3. Gagap merupakan salah satu gangguan psikologis. Faktor emosi memang sering menyertai kegagapan, namun gagap sendiri bukanlah masalah psikologis. Penanganan gagap sering melibatkan konseling untuk membantu penderita memperbaiki sikap dan mengatasi rasa takut yang dapat mengakibatkan timbulnya gagap.
  4. Orang yang gagap memiliki kemampuan atau kecerdasan yang kurang. Pada kenyataannya, banyak orang gagap yang berhasil dalam bidangnya, yang mencakup berbagai profesi, seperti; ilmuwan, penulis, dan pengajar di perguruan tinggi.
  5. Gagap terjadi akibat trauma emosional. Kesepakatan ilmiah secara umum menyatakan, bahwa trauma emosional bukanlah akar penyebab terjadinya gagap.
  6. Gagap terjadi akibat parenting yang buruk.Gagap yang dialami seorang anak bukanlah kesalahan orang tuanya. Stress yang ditimbulkan oleh lingkungan anak memang dapat memperparah kondisi gagap, namun stress sendiri bukanlah penyebabnya.
  7. Gagap hanyalah kebiasaan buruk yang bisa dihentikan bila orang tersebut memiliki kemauan untuk berhenti.Meski perwujudan gagap seseorang dapat berubah dengan cara tertentu, penyebab gagap itu sendiri bukanlah kebiasaan. Gagap merupakan masalah yang berkaitan dengan sistem syaraf (neurologis). Banyak orang yang tidak mampu menghentikan gagapnya meskipun sudah berusaha keras mengubah cara bicaranya.
  8. Anak-anak berbicara gagap karena meniru orang tua atau kerabat yang gagap. Gagap tidaklah bersifat menular. Memang benar bahwa anak-anak yang mempunyai orang tua atau kerabat dekat yang gagapakanberisiko mengalami masalah yang sama. Namun persamaan kondisi ini lebih disebabkan oleh kesamaan faktor genetik, bukan akibat meniru.
  9. Memaksa anak yang kidal untuk menjadi dominan tangan kanan dapat menyebabkan gagap. Pendapat ini banyak diyakini masyarakat di awal abad ke-20 namun telah dibantah oleh banyak penelitian sejak tahun 1940. Meski usaha untuk mengubah dominasi kiri-kanan tidak menyebabkan timbulnya gagap, namun stress yang diakibatkannya dapat memperparah gagap pada sebagian orang.
10.  Memvonis anak sebagai anak gagap dapat berakibat terjadinya gagap yang kronis.Ini adalah sebuah hipotesis (dugaan sementara) dalam sebuah penelitian yang terkenal pada tahun 1939. Pernyataan ini telah dibuktikan kekeliruannya puluhan tahun yang lalu, namun teori yang sudah kedaluwarsa ini masih sesekali muncul ke permukaan.

 KESIMPULAN

Gagap pada anak tidak selalu membutuhkan penanganan khusus.Sebagian besar di antaranya merupakan bagian alami dari proses perkembangan, dan akan berlalu dengan sendirinya.Meski demikian, orang tua hendaknya terus mengamati secara jeli dan memantau perkembangan putra/putrinya agar dapat segera mendeteksi munculnya gejala-gejala baru yang menjadi tanda perlunya berkonsultasi dengan tenaga ahli.

Apapun penyebab gagap pada anak, orang tua perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan bicaranya. Sikap yang kurang tepat dapat membebani jiwa anak sehingga ia semakin sulit untuk beradaptasi dengan masalahnya.

Berkaitan dengan masalah gagap ini, ada pandangan-pandangan tidak ilmiah yang tersebar di tengah masyarakat. Banyak penelitian telah dilakukan para ahli untuk membantah pemikiran-pemikiran tersebut.Maka sudah selayaknya kita tidak lagi mengikuti kekeliruan-kekeliruan ini, dan menyesuaikan sikap kita dengan teori-teori yang telah terbukti secara ilmiah, sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli.


Referensi :

  • Stuttering, https://www.nidcd.nih.gov/health/stuttering, diunduh pada 13 Desember 2018
  • Stuttering, https://kidshealth.org/en/parents/stutter.html, diunduh pada 13 Desember 2018
  • Stuttering, https://www.healthline.com/health/stuttering, diunduh pada 13 Desember 2018
  • Mythsabout Stuttering, https://westutter.org/who-we-help/myths-about-stuttering/, diunduh pada 22 Desember 2018
  • Basic Facts about Stuttering, https://westutter.org/who-we-help/basic-facts-stuttering/,diunduh pada 24 Desember 2018
  • Neurogenic Stuttering,https://www.stutteringhelp.org/neurogenic-stuttering,diunduh pada 24 Desember 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.