Ternyata Pintu Langit Terbuka Setiap Hari

Oleh: Abu Usamah

 

Jika boleh diibaratkan, seperti seorang yang hendak bepergian dan menunggu bus yang segera lewat. Sambil melambai-lambaikan tangannya mengharap dirinya segera dibawa menuju tempat yang diinginkan. Semakin cepat datangnya bus akan semakin senang dan melegakan hati si penumpang.

Demikian juga mengenai ibadah yang setiap hari kita lakukan serta doa-doa dan pujian yang setiap saat kita panjatkan. Mengharap segera sampai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak terlalu lama menunggu maupun tersesat jalan hingga tak tersampaikan.

Ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kabar gembira buat kita melalui lisan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi was salam.Yaitu tentang waktu-waktu terbukanya pintu langit, yang apabila seorang hamba memohon sebuah permintaan atau meminta ampunan niscaya akan dikabulkan. Masalahnya, kapankah pintu langit itu terbuka? Simak ulasan berikut.

 

SAAT-SAAT TERBUKANYA PINTU LANGIT IBARAT PISAU BERMATA DUA

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam pernah menjelaskan bahwa ketika bulan Ramadhan pintu-pintu langit akan dibuka, pintu-pintu Jahannam akan ditutup serta para setan akan dibelenggu. (HR. al-Bukhari: 1889)

Pada bulan Sya’ban juga begitu; semua amal diangkat naik ke langit. (Hasan, HR. an-Nasa’i, Shahih at-Targhib no. 1022)

Pun hari Senin dan Kamis, pintu surga yang ada di langit dibuka, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala ampuni pada hari itu bagi setiap hamba yang tidak berbuat syirik kepada-Nya, kecuali seorang yang memiliki permusuhan antara sesama muslim, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan, “Tunggulah sampai dua orang ini berdamai.” (HR. Muslim, Dawud dan yang lainnya, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 5281)

Maka kesempatan berada satu waktu dengan saat-saat terbukanya pintu langit seharusnya dapat kita manfaatkan dengan semaksimal mungkin. Demikian pun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam, beliau tak mau melewatkan kesempatan bagus tersebut. Nabi Shallallahu ‘alaihi was salam selalu memanfaatkan momentum tersebut dengan melakukan ibadah dan amal shalih serta doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab waktu itu menjadi kesempatan yang lebih bisa diharapkan diterimanya amal.

Namun yang harus diingat pula, bahwa saat terbukanya pintu langit merupakan waktu yang bagus sekaligus berbahaya. Berbahaya karena apabila seorang salah dalam memanjatkan doa atau permohonan, maka barangkali doa kejelekan itu akan diijabahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Shahih Sunan Abi Dawud no. 1371)

 

PINTU LANGIT TERBUKA SETIAP HARI

  1. Sebelum Zhuhur (waktu zawal)

Tepatnya ialah ketika matahari telah bergeser dari garis tengahnya, alias zawal. Dan zawal ialah tanda bahwa waktu shalat Zhuhur telah dimulai. Pada saat itulah ternyata pintu langit sedang terbuka.

Dari Abu Ayyub Radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi was salam shalat sebelum Zhuhur sebanyak empat rakaat ketika waktu sudah menunjukkan zawal (bergesernya matahari dari garis tengah). Beliau Shallallahu ‘alaihi was salam pun bersabda,

إِنَّ أَبْوَابَ السَّمَاءِ تُفْتَحُ إِلَى زَوَالِ الشَّمْسِ فَلَا تَرْتُجُ حَتَّى يُصَلَّى الظُّهْرُ فَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِي فِيْهَا خَيْرٌ

“Sesungguhnya pintu-pintu langit sedang terbuka sampai zawalnya matahari, maka ia tidak akan tertutup hingga shalat Zhuhur selesai ditunaikan. Maka aku ingin pada saat itu ada kebaikanku yang naik.” (HR. Ahmad, Abu Dawud no. 1153, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, lihat pula dalam Shahih at-Targhib no. 585)

 

Inilah salah satu rahasia mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam tidak pernah meninggalkan kebiasaan shalat empat rakaat sebelum Zhuhur. Beliau tahu bahwa waktu itu sangat berharga dan amat sayang sekali bila disia-siakan. Allahul musta’an..

 

  1. Setiap adzan

Waktu kedua ialah saat-saat muadzin mengumandangkan adzan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam bersabda dalam salah satu haditsnya, bersumber dari sahabat Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi was salam bersabda,

إِذَا نُوْدِيَ بِالصَّلَاةِ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَ اسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ

“Jika shalat telah dikumandangkan maka pintu-pintu langit akan terbuka dan doa akan dikabulkan.” (HR. Abu Dawud ath-Thayalisi dalam al-Musnad no. 2106, Abu Ya’la dalam al-Musnad hal. 1008, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 818 dan as-Silsilah ash-Shahihah no. 1443)

Jika kita hitung, berapa kali dalam sehari muadzin mengumandangkan adzan? Pernahkah kita memanfaatkan waktu berharga tersebut??

  1. Di antara dua waktu shalat

Di antara waktu lainnya yang biasa kita lalaikan ialah waktu antara dua shalat wajib. Kita dapati biasanya banyak kaum muslimin yang memilih berbincang-bincang di masjid sambil menunggu shalat Isya’ ditunaikan. Namun tahukah kita, sebenarnya waktu itu adalah waktu yang sangat berharga? Simak hadits berikut ini:

Dari Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash Radhiallahu ‘anhu berkata,

صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ الْمَغْرِبَ ، فَرَجَعَ مَنْ رَجَعَ ، وَعَقَّبَ مَنْ عَقَّبَ ، فَجَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ مُسْرِعًا ، قَدْ حَفَزَهُ النَّفَسُ ، قَدْ حَسَرَ عَنْ رُكْبَتَيْهِ ، فَقَالَ : أَبْشِرُوا ، هَذَا رَبُّكُمْ قَدْ فَتَحَ بَابًا مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ ، يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلاَئِكَةَ ، يَقُولُ : انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي قَدْ قَضَوْا فَرِيضَةً ، وَهُمْ يَنْتَظِرُونَ أُخْرَى

“Kami shalat Maghrib bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam, maka ada jamaah yang pulang dan ada yang tinggal (di masjid).Ada pula yang berdzikir atau berdoa setelah shalat. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam datang cepat-cepat sembari terengah-engah dan menyingsingkan baju hingga tersingkap kedua betisnya. Beliau bersabda, ‘Bergembiralah…!! Inilah Rabb kalian benar-benar telah membuka pintu dari pintu-pintu langit, Dia memamerkan kalian di hadapan Malaikat, Dia Subhanahu wa Ta’ala berkata, ‘Lihatlah para hamba-Ku, mereka telah menunaikan sebuah kewajiban, dan sekarang mereka tengah menunggu kewajiban yang lain.’” (HR. Ibnu Majah no. 801, Ahmad 2/186, Shahih at-Targhib no. 445, dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah 2/269)

 

  1. Di tengah malam

Dari Utsman bin Abi al-‘Ash Radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam bersabda,

تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ نِصْفَ اللَّيْلِ فَيُنَادِيْ مُنَادٍ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَيُسْتَجَابُ لَهُ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى هَلْ مِنْ مَكْرُوْبٍ فَيُفْرَجُ عَنْهُ فَلَا يَبْقَى مُسْلِمٌ يَدْعُوْ بِدَعْوَةٍ إِلَّا اسْتَجَابَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُإِلَّا زَانِيَةً تَسْعَى بِفَرْجِهَا أَوْ عَشَّارًا

Pintu-pintu langit dibuka saat tengah malam, lalu ada penyeru yang berkata, ‘Apakah ada orang yang berdoa (ingin) dikabulkan? Adakah orang yang meminta (ingin) diberi? Adakah orang yang tertimpa musibah (ingin) dibebaskan? Maka tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah permintaan melainkan Allah akan mengijabahinya, kecuali seorang pelacur yang menjajakan farjinya dan ‘Asysyar[1] (orang yang mengambil pajak).” (HR. Ahmad dan ath-Thabrani dan al-Ausath, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 786 dan 2391)

[1]Asysyar yang dimaksud dalam hadits ini ialah orang yang mengambil pajak sebanyak sepuluh persen tanpa ada izin dari syariat. Terkecualikan dalam masalah ini ialah zakat pertanian, karena pengambilan sepuluh persen dari harta pertanian sebagai zakat telah diizinkan oleh syariat. Demikian pula pajak yang dibebankan atas orang kafir yang tinggal di negeri kaum muslimin. (an-Nihayah fi Gharib al-Hadits 3/476)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.