Oleh: Abu Ilyas Zaenal Musthofa
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kehormatan diri dan kekayaan.” (HR. Muslim no. 2721)
Makna kalimat:[1]
- Sabda beliau الْهُدَى maksudnya adalah minta hidayah (petunjuk) jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Allah beri nikmat dari para Nabi, syuhada’ (orang yang mati syahid) dan orang-orang yang shalih. Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai Allah, bukan pula jalannya orang-orang yang tersesat.
- Sabda beliau وَالتُّقَى maksudnya adalah takut kepada Allah. Para ulama mendefinisikan takwa dengan definisi yang sangat bagus, yakni seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan meninggalkan maksiat karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan adzab-Nya.
- Sabda beliau وَالْعَفَافَ maksudnya terjaga dari sifat tamak terhadap kenikmatan dunia. Ada juga yang menjelaskan maksud kata وَالْعَفَافَ adalah terjaga dari perbuatan maksiat.
- Adapun sabda وَالْغِنَى beliau maksudnya kaya hati, tidak iri dengan apa yang di tangan manusia dalam urusan dunia.
Faedah:[2]
- Hadits yang agung ini bersumber dari sahabat mulia Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘anhu. Di antara keistimewaan hadits ini adalah cakupan isinya yang menyeluruh, yakni mencakup 4 hal yang agung; hidayah, takwa, iffah dan kaya. Yang semuanya itu mencakup kebaikan dunia dan akhirat seorang hamba. Karena itu jika seseorang mengucapkannya dengan benar maka ia akan mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat.
- Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan, bahwa doa ini termasuk doa yang bersifat universal (menyeluruh) dan paling bermanfaat karena mencakup urusan dunia dan akhirat. Yang dimaksud hidayah adalah ilmu yang bermanfaat. Takwa adalah amal shalih dan meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya. Dengan keduanya urusan agama seseorang akan baik. Adapun iffah dan kaya (kaya hati) meniadakan ketergantungan terhadap manusia dan merasa cukup serta puas dengan rezeki dari Allah. Dengan hati yang tenang dan lapang serta merasa cukup akan membawa kehidupan seseorang menuju kebahagiaan yang hakiki.
- Kiat untuk meraih kekayaan hati:
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
- Melatih diri untuk bersifat qana’ah dan ridha terhadap rezeki yang ada
- Banyak-banyak bersyukur.
- Giat dalam berusaha sambil membekali diri dengan tawakkal.
- Jujur dalam bermuamalah.
- Menjauhi pekerjaan dan sumber-sumber pendapatan yang haram.
- Berdoa kepada memohon rezeki yang berkah dan kekayaan hati semisal dengan doa di atas.
- Di antara buah dari ketakwaan adalah:
- Takwa merupakan sebaik-baik bekal yang harus dipersiapkan oleh seorang muslim untuk memasuki alam akhirat.
- Seorang yang bertakwa akan dimudahkan segala urusannya.
- Mendapat rezeki dari arah yang tidak ia perkirakan.
- Akan diberi solusi dari berbagai permasalahannya.
[1] Faidhul Qadir 2/137, Syarah Shahih Muslim 14/41, dan yang lainnya.
[2] Fiqhul Ad’iyah wal Adzkar hal. 163-164, Mengungkap Rahasia Kekayaan dan Kemiskinan hal. 114-118