Menjawab Lafal Ijab Saat Akad Dengan Bahasa Lain

Soal:

Assalamu’alaikum. Afwan, Ustadz, saya mau tanya.Saya dan calon istri saya sama-sama orang Jawa. Alhamdulillah, saya sudah mengerti sedikit tentang bahasa Arab, sedangkan calon mertua saya tidak paham sama sekali, bahkan bacaan Arab beliau masih belum benar. Bagaimana hukumnya bila saya mengucapkan lafal kabul dengan bahasa Arab setelah calon mertua mengucapkan lafal ijab dalam bahasa Jawa? Syukran.

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullah.Pendapat yang lebih kuat, bahwa akad nikah tetap sah dengan menggunakan selain bahasa Arab, meskipun dia bisa bahasa Arab.

Dalam al-Mausu’ah Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah(11/174) disebutkan, bahwa mayoritas ulama berpendapat, dibolehkannya melakukan akad dengan bahasa selain Arab bagi orang yang tidak bisa bahasa Arab.Ia dapat menggunakan bahasa yang dipakai sehari-hari. Karena dia tidak mampu berbahasa Arab, maka ia tidak berkewajiban menggunakan bahasa Arab, sebagaimana orang bisu.

Kemudian disebutkan perselisihan ulama tentang akad nikah dengan selain bahasa Arab, yang kesimpulannya:

• Akad nikah sah dengan bahasa apapun, meskipun orangnya bisa bahasa Arab. Ini adalah pendapat Hanafiyyah, Syafi’iyyah(menurut keterangan yang lebih kuat), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan Ibnu Qudamah. Dalam hal ini kedudukan bahasa non-Arab dengan bahasa Arab sama saja. Karena orang yang menggunakan bahasa selain Arab, memiliki maksud yang sama dengan orang yang berbahasa Arab.
• Akad nikah tidak sah dengan selain bahasa Arab. Meskipun dia tidak bisa bahasa Arab. Ini adalah pendapat sebagian ulama Syafi’iyyah. Mereka beralasan bahwa lafazh ijab Kabul dalam akad nikah statusnya sebagaimana takbir ketika shalat yang hanya boleh diucapkan dengan bahasa Arab.
• Akad nikah sah menggunakan selain bahasa Arab, dengan syarat pelakunya tidak bisa bahasa Arab. Jika pelakunya bisa bahasa Arab maka harus menggunakan bahasa Arab. Ini adalah pendapat ketiga dalam madzhab Syafi’i.[1]

[1]Disarikan dari www.KonsultasiSyariah.com.