Peristiwa al-Hudaibiyah

Peristiwa al-Hudaibiyah

Oleh: Tim TARJIM

            Pada akhir tahun keenam hijriah ini keadaan sedikit demi sedikit membaik. Kaum muslimin mulai mendapatkan kedamaiannya. Mereka bisa beristirahat sejenak dari kesibukan berperang yang memang sangat melelahkan.

            Demikian pun ternyata Allah telah menyiapkan sebuah kejutan bagi para sahabat yang sudah lama capek karena perang berkepanjangan. Kejutan itu pun sempat tidak bisa dirasakan oleh sebagian besar kaum muslimin.

Rasulullah shallahu alaihi wasallam bermimpi memasuki Masjidil Haram

Sudah lama rasanya kaum Muhajirin dan Rasulullah shallahu alaihi wasallam sendiri rindu terhadap Makkah, kampung halaman mereka semua. Mereka semua berandai-andai kapan kiranya diizinkan memasuki Masjidil Haram untuk menunaikan shalat atau thawaf di sana.

Saat perasaan rindu para sahabat Muhajirin dan Rasulullah shallahu alaihi wasallam mulai besar, Allah ta’ala memberi angin segar bagi mereka semua yang merindukan Masjidil Haram. Kejutan itu melalui mimpi Rasulullah yang melihat dirinya dan para sahabat berhasil memasuki kota Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah sampaitahallul (memotong rambut tanda sudah selesai melakukan ibadah umrah).

Betapa gembiranya kaum muslimin yang mendengar berita itu dari Rasulullah. Mereka yakin bahwa itu adalah sebuah kepastian, bahwa mereka yakin bisa memasuki Makkah dan beribadah dengan leluasa pada tahun itu juga. Atau bahkan mereka yakin bahwa Makkah bisa dikuasai oleh kaum muslimin. Rasulullah pun memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap mewujudkan apa yang beliau lihat dalam mimpinya, karena itu adalah sebuah wahyu.

Seruan kepada orang Arab badui dan sekitarnya

            Semua sahabat di Madinah siap menyambut perintah Rasulullah agar segera berangkat menuju Makkah. Tak ketinggalan, Rasulullah juga mengajak serta orang-orang Arab badui yang telah masuk Islam untuk ikut. Namun, para badui itu banyak yang lambat dan tak bersemangat dalam melaksanakan perintah Nabi itu. Tapi, bukan berarti bila tidak ada orang-orang badui tadi keberangkatan dibatalkan, bahkan Rasulullah bersama para sahabat seadanya yang berjumlah sekitar 1.400 orang berangkat meninggalkan Madinah.

            Semuanya meninggalkan Madinah dengan suka cita. Terlebih lagi orang-orang Muhajirin yang sudah lama meninggalkan tanah kelahirannya. Termasuk juga Rasulullah shallahu alaihi wasallam sendiri yang telah diusir paksa selama kurang lebih 6 tahun dari sana.

            Tapi, apakah niat kaum muslimin untuk beribadah di Masjidil Haram tersebut akan berlangsung secara mulus? Bagaimanakah tanggapan orang-orang Quraisy terhadap mimpi Rasulullah shallahu alaihi wasallam itu?

 

(Bersambung…………..)

 

Untuk orang tua dan pendidik:

1.       Peristiwa di atas terkenal dengan sebutan Peristiwa Hudaibiyah, karena terjadi di daerah yang bernama al-Hudaibiyah.

2.       Allah pasti akan memberikan kejutan-kejutan bagi hamba-Nya yang beriman dan yakin akan balasan kebaikan yang telah disiapkan oleh Allah bagi mereka.

3.       Mimpi para Nabi adalah wahyu. Karena itulah kaum muslimin sangat berbahagia ketika tahu bahwa Rasulullah bermimpi melihat kaum muslimin berhasil masuk kota Makkah. Karena wahyu tidak akan pernah berdusta.

 

 

 

 

2 Replies to “Peristiwa al-Hudaibiyah”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.