Solusi Bagi yang Gila karena Cinta

Solusi Bagi yang Gila karena Cinta

Oleh: Tim NUKHBA

 

Soal:

Assalamu’alaikum. Mohon maaf, Ustadz, tolonglah, bantu kami. Anak gadis kami satu-satunya sangat memprihatinkan, kondisinya sangat lemah, tidak mau diajak bicara, susah makan, dari pagi sampai sore, kerjanya hanya merenung saja dan sepertinya sudah mulai bicara sendiri tanpa sadar.

Mohon maaf, perlu bapak ketahui, masalah ini dipicu oleh penolakan kami terhadap pria pilihannya, sekitar seminggu yang lalu karena ada beberapa hal yang kami rasa kurang baik. Ustadz, bagaimana jalan keluar dari masalah ini, apa yang saya lakukan? Adakah obat yang bisa memulihkan kondisinya? Sekarang saya ikhlas menikahkan dengan siapa saja, asalkan anak saya sembuh seperti biasa. Atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan bapak Ustadz. (Feliza Ammar, 0812345xxxxx)

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Membicarakan penyakit anak ibu ini, membutuhkan kehati-hatian. Mengingat penyakit kasmaran yang diderita anak ibu sangat memprihatinkan; sulit diajak bicara, merenung, susah makan dan sudah mulai berbicara sendiri. Lebih-lebih anak ibu adalah perempuan yang kejiwaan dan perasaannya sensitif, peka dan mudah merasakan tekanan jiwa, apalagi di saat-saat seperti ini, banyak masalah dan mabuk kasmaran. Cara berpikirnya tentu sudah mulai tak wajar, lebih-lebih dunia cinta adalah dunia antara sihir dan kegilaan (terpesona, rela melakukan apa saja demi cintanya).

Jalan keluar

Jika melihat kondisi anak ibu, sebaiknya yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pencegahan untuk meminimalkan pengaruh jelek terhadap kesehatan tubuhnya. Hal ini perlu dilakukan karena pengaruh nyerinya sakit hati juga berimbas ke badan. Jika faktor kesehatan badan diabaikan, maka risiko tubuh semakin sakit dan lemah semakin besar. Puncaknya, adalah gila, alias hilang ingatan. Efek kerusakan tekanan jiwa dan kerusakan organ otak. Oleh sebab itu, bisa dilakukan beberapa cara untuk membantu mengatasi masalah ini, di antaranya:

  1. Memijat badan anak secara rutin. Lakukan pemijatan untuk menyegarkan badan dan mengurangi efek tekanan hati. Lakukan pemijatan biasa, menghilangkan capek dan pemijatan khusus untuk perbaikan gangguan kejiwaan, semisal pijat sawan. Pemijatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin, terutama untuk pemijatan biasa, usahakan pemijatan jangan menunggu kondisi anak sakit. Mengingat tekanan jiwanya tak bisa diprediksi. Anggaplah pijatan ini sebagai kebutuhan pokok anak ibu. Misalnya, lakukan pemijatan setiap 3 hari sekali. Adapun untuk pijat sawan, bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Dengan catatan, pertama kali pemijatan adalah dengan pijat biasa dan pijat sawan. Gabungan pemijatan ini lebih kami sarankan daripada pengobatan bekam. Mengingat bekam untuk kasus ini berada di kepala, dan kemungkinan besar bekam membutuhkan pengulangan yang cukup sering.
  2. Perendaman air dan mandi pagi. Tujuan perendaman air adalah untuk meredam panas tubuh, dan menjadikan tubuh lebih dingin dan segar. Efek tekanan batin akan merasuk ke tulang belakang, sebagaimana gangguan tulang belakang saat orang mengalami susah tidur. Karena itu, sangat disarankan rendam rutin dilakukan setiap hari, minimal 1 kali, dan yang terbaik adalah 2 kali saat pagi (jam 8 pagi) dan menjelang sore (sekitar jam 3 sore). Perendaman badan sebaiknya jumlah air yang digunakan sampai ke leher, dengan pundak tenggelam di air. Perendaman dengan volume air yang kurang dapat dilakukan, akan tetapi reaksi kurang maksimal. Fokus perendaman ada pada tiga lokasi; pinggang bawah, punggung atas (area tulang belakang sekitar jalur payudara), dan kedua pundak. Disertai dengan mandi keramas, dengan cara mengusap-usap akar rambut seperti pada mandi junub, agar kepala lebih dingin. Jika itu tidak bisa dilakukan, maka mandikan ketika waktu pagi. Bisa sebelum subuh, terutama saat bangun tidur. Mandi dengan cara kepala diguyur, mirip dengan mandi di pancuran. Kepala harus diguyur. Jika perendaman ini bisa digabung dengan mandi guyur, akan lebih bermanfaat. Jika tidak bisa diterapkan keduanya, maka bisa dilakukan salah satunya, prioritaskan perendaman.
  3. Jika ibu menginginkan pembekaman, insya Allah pembekaman untuk kasus ini sudah sangat masyhur. Titik yang paling pokok berada di tengah kepala. Pembekaman untuk kasus ini juga membutuhkan waktu. Oleh sebab itu kami mengakhirkan masalah ini. Lebih-lebih jika anak ibu tidak biasa berbekam (bekam untuk pertama kali biasanya menimbulkan efek yang kurang nyaman), selain itu orang yang terganggu kejiwaannya, tubuhnya bersifat dingin, pengobatan tidak terlalu maksimal. Jadi kami tekankan dua cara di atas; pijat dan berendam. Adapun jika masalah badan sudah kita usahakan, langkah selanjutnya adalah memperbaiki inti penyakitnya. Langkah yang terbaik buat anak ibu adalah dengan cara:
  4. Obat seorang yang jatuh cinta adalah menikah dengan orang yang dicintainya. Jika seandainya ada jalan dan memungkinkan untuk dinikahkan, maka hendaknya diusahakan untuk menikah dengan pria yang dicintai. Ini juga sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam bersabda, ‘Tidaklah kami melihat (obat yang paling mujarab untuk) kedua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan.’” (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah 5/400)

Selain itu, menghalang-halangi seseorang yang akan menikah adalah perbuatan yang kurang baik pada asalnya, meski itu dari saudara atau yang lainnya. Sebagaimana dalam pembahasan fikih disebut dengan istilah ‘adhl. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan masalah ini sebagaimana firman Allah:

Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka menikah lagi dengan calon suaminya, apabila telah ada saling ridha di antara mereka dengan cara yang ma’ruf. (QS. al-Baqarah: 232)

Dan ayat ini turun berkaitan ‘adhl yang dilakukan seorang sahabat Nabi yang bernama Ma’qil bin Yasar. Untuk lebih jelasnya, silakan baca kisahnya dalam hadits riwayat at-Tirmidzi 5/216/2981.

APABILA TIDAK MUNGKIN DINIKAHKAN?

Jika lelaki yang dicintai tersebut haram dinikahi, seperti masih mahram, musyrik, seorang ahli kitab, atau dia termasuk golongan orang yang menyimpang seperti orang Syi’ah, maka seorang ibu tidak boleh menuruti kemauannya. Maka yang sebaiknya ibu lakukan:

  1. Mencari orang yang bisa memberi pencerahan untuk anak ibu.

Orang yang dipandang oleh anak ibu, tugas orang tersebut adalah (lakukan secara bertahap berurutan):[1]

  • Buatlah anak ibu berputus asa dalam mengharapkan si dia, sehingga anak ibu benar-benar merasa putus asa, hancur dan tak berdaya lagi, sehingga yang tersisa hanya sikap pasrah dan menerima.
  • Ubah cara pikirnya. Jika cara di atas tidak mampu menghilangkan beban pikiran dan belum bisa diterima dengan lapang dada, maka caranya adalah mengubah cara pandang cintanya. Cinta bisa dibangun dan dihancurkan, tergantung orangnya. Manusia adalah sama, jika kita berbuat baik dan menghormati, akan tumbuh rasa cinta.
  • Jadikan dia sebagai orang yang memberi uzdur. Jika dengan cara mengubah pikirannya tidak berhasil. Maka berilah wawasan, bahwa seorang muslim yang baik ialah menerima takdir dengan ikhlas. Allah belum menakdirkan, kalaulah memang jodoh pasti masalahnya akan dipermudah.
  • Jauhkanlah angan-angannya. Jika dengan cara memberikan udzur juga tidak mempan, maka usahakan untuk menghilangkan angan-angan karena takut selalu dalam kondisi bermaksiat kepada Allah, dosa mengejar laki-laki. Dan bila dia mulai sadar dengan masalah ini, baru tanamkan keyakinan, bahwa “hilangnya apa yang dicintai lebih ringan daripada menghilangkan keharmonisan hubungan, ibu, ayah, dan saudara.” Tunjukkan pula bahaya jika dia masih bersikeras untuk mendapatkannya, tentu akan lebih menderita; cinta tidak dapat, masalah kian bertambah.
  • Arahkan lebih jauh lagi, jika tidak mempan dengan hal-hal di atas, maka coba ajak anak ibu untuk membayangkan kerusakan apa yang akan dia terima di alam fana ini; mengejar laki-laki, tidak peduli dengan orang tua, saudara dan teman-temannya. Dunia akhirat tidak bahagia.
  • Tunjukkan keburukan kekasih hatinya. Jika semua langkah di atas tidak berhasil, maka baru tunjukkanlah keburukan-keburukan dan hal-hal yang bisa membenci sang kekasih. Ajaklah dan usahakan agar dia terus memikirkan masalah ini. Usahakan keburukan yang diceritakan semuanya adalah benar. Silakan bertanya kepada tetangga atau orang terdekat untuk mengetahui hal yang tersembunyi. Setelah itu, ajaklah anak ibu untuk membicarakan masalah ini.
  • Jauhkanlah dia dari orang yang dicintai, hilangkan barang-barang, hadiah atau yang semisalnya, sehingga kenangannya tidak muncul.
  • Carikan teman dan jangan dikurung. Usahakan mencarikan teman-teman yang baik. Teman-teman yang mempunyai kesibukan ilmu dan bermanfaat, serta jauhkanlah dari teman yang sama-sama suka mengobral masalah cinta. Semisal dengan cara dipondokkan, sehingga dia mempunyai aktivitas dan kegiatan yang padat dan bermanfaat. Semoga dengan bertambahnya ilmu, anak ibu bisa menyadari kesalahannya.
  • Kalau semua cara di atas tidak ada yang mempan, yang tersisa hanyalah pasrah kepada Allah. Bersabar dan yakin semua yang menimpa adalah ujian yang terbaik buat kita. Semoga bisa cepat sadar dan disembuhkan dari penyakitnya.
  • Nikahkanlah. Ini langkah terakhir. Nikahkanlah sesegera mungkin. Berpesanlah agar selalu bertakwa kepada Allah, menghormati suami dan menghargainya, dan tatkala kenangan tentang kekasihnya muncul, maka sesegera mungkin untuk berusaha menghilangkannya. Salah satunya dengan cara melakukan hubungan badan, karena hubungan badan akan menghilangkan gejolak syahwat.

Wallahu a’lam. Demikianlah yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat.

[1] Kami ringkas dari Thibbun Nabawi oleh Ibnul Qayyim, Thibbul Qulub oleh Imam Ibnu Taimiyyah, Thibbun Nabawi oleh adz-Dzahabi, dan al-Adab asy-Syari’ah oleh Ibnu Muflih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.