Wanita Shalihah, Wanita yang Terpuji

Abu Ammar al-Ghoyami

www.alghoyami.wordpres.com

Setelah diuraikan kriteria wanita-wanita yang dilaknat pada edisi terdahulu, maka saatnya diuraikan kriteria wanita-wanita yang terpuji agar kita bisa berusaha menjadi mereka. Di dalam al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sebutkan sifat-sifat wanita terpuji pada beberapa ayat, di antaranya:

Pertama: Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang sifat dan kriteria istri pilihan Allah bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam:

Jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan. (QS. at-Tahrim: 5)

Di dalam ayat ini disebutkan ada enam sifat wanita terpuji.

Kedua: Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang karakter istri shalihah bagi suami shalih dan bertanggung jawab:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. an-Nisa’: 34)

Di dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan kriteria istri idaman bagi suami idaman dengan dua sifat utamanya. Juga disebutkan bagaimana konsep tentang istri yang shalihah.

Ketiga: Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang sifat wanita yang dipuji dan dijanjikan surga:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. al-Ahzab: 35)

 

Wanita terpuji ialah wanita shalihah

Dari tiga ayat tersebut di atas apabila kita simpulkan maka kita bisa ambil konsep Islam tentang wanita terpuji. Bahwa wanita terpuji menurut konsep Islam ialah wanita yang shalihah. Ini saja intinya. Terlepas apakah ia adalah seorang gadis maupun janda, seorang istri maupun seorang ibu, seorang anak ataupun orang tua serta saudari. Selagi ia seorang wanita yang shalihah maka ialah yang dimaksud dengan wanita terpuji. Oleh karenanya, disebutkan dari Abdullah bin ‘Amr Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam bersabda:

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Dunia itu (penuh) perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)

Sifat-sifat wanita shalihah

Uraian dalam ayat-ayat di atas bila diringkas maka sifat-sifat wanita shalihah yang terpuji ialah istri yang bersifat patuh dan berserah diri terhadap aturan syariat, yang beriman, taat kepada Allah, Rasul-Nya serta kepada suaminya, yang segera bertaubat apabila melakukan kesalahan, yang banyak dan taat beribadah, dan yang banyak berpuasa. Ia juga seorang istri yang selalu memelihara diri meski suaminya sedang tak ada di sisinya. Yaitu tidak berlaku khianat dan pandai memelihara rahasia serta harta suaminya.

Ia juga seorang wanita yang berislam dengan baik, beriman, yang senantiasa menjaga ketaatan, yang benar dan jujur, yang sabar, yang khusyuk, yang gemar sedekah, gemar puasa, yang memelihara kehormatannya, yang banyak berdzikir.

Apabila diperhatikan sifat-sifat wanita shalihah tersebut sebenarnya kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa wanita shalihah itu ialah wanita yang baik agama dan baik akhlaknya. Bagaimana tidak, sedangkan tidak mungkin seorang wanita rajin ibadah, taat kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan kepada suaminya bila bersuami, bisa memelihara diri dan amanah suaminya apabila ia bukan istri atau wanita yang baik agama dan akhlaknya. Oleh karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam memerintah kaum laki-laki untuk memilih calon istri yang baik agama dan akhlaknya sebagai ganti dari istilah wanita shalihah. Inilah rahasianya, sebab di balik baik agama serta akhlak itu ada tipe wanita shalihah, ia juga istri shalihah, yaitu wanita dan istri yang terpuji.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“(Biasanya) seorang wanita dinikahi karena empat motivasi, karena kekayaannya, karena martabatnya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. al-Bukhari 5/1958 dan Muslim 2/1086)

Jadi, sifat wanita shalihah ialah wanita yang baik agama dan akhlaknya. Tak peduli apakah ia seorang wanita kaya, bermartabat lagi cantik, gadis maupun janda, atau ia ialah seorang yang miskin, bukan dari keturunan bangsawan dan tidak lebih cantik dari sesamanya. Selagi ia adalah wanita yang baik agama dan akhlaknya maka ialah wanita shalihah, wanita yang terpuji.

Kiat menjadi wanita terpuji

Kiat seorang wanita agar menjadi wanita terpuji tidak sulit. Selagi Anda para wanita sungguh-sungguh berusaha, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan Anda bisa menjadi wanita terpuji, wanita shalihah. Kiatnya, Anda harus belajar agama dengan benar dan mengamalkannya juga dengan benar.

Seorang wanita yang ingin menjadi shalihah harus senantiasa memperbaiki kualitas beragamanya. Ia harus istiqamah, terus-menerus mempelajari syariat dengan bimbingan para ustadz dan ulama Ahlissunnah dan senantiasa berusaha mengamalkannya. Di dalam syariat Islam terdapat semua aturan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana kita harus taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was salam dan bagaimana istri taat kepada suami. Di dalam syariat dijelaskan hak-hak dan kewajiban semua manusia, bagaimana adab-adab berucap dan berbuat. Semuanya harus senantiasa dipelajari dan terus-menerus diulang agar benar-benar bisa menjadi pedoman memperbaiki kualitas beragamanya.

Untuk beragama yang berkualitas harus dengan usaha berilmu dan beramal yang juga berkualitas. Agama yang berkualitas pada seseorang ditunjukkan dengan keyakinannya yang baik, tutur kata yang baik dan tingkah laku yang baik pula. Sementara semua itu tidak bisa diusahakan selain dengan mempelajari ilmunya. Imam al-Bukhari Rahimahullah mengatakan, “Ilmu itu (harus dimiliki) sebelum (seseorang) berucap dan (berbuat) amalan.”

Seorang wanita yang ingin menjadi shalihah harus senantiasa belajar. Belajar secara formal di majelis ustadz Ahlussunnah yang terpercaya di pondok-pondok pesantren merupakan kiat terbaik yang perlu ditempuh. Namun karena belajar juga tidak harus formal, maka belajar juga bisa dilakukan dengan membaca buku, majalah keluarga muslim, mendengarkan ceramah agama para da’i Ahlussunnah yang terpercaya melalui media yang mudah, dan lebih baik lagi hadir di majelis pengajian yang dibimbing oleh para ustadz Ahlussunnah yang terpercaya.

Demikian, semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.